Masa tumor primer atau sekunder dalam rongga intrakranial yang menimbulkan efek desaK ruang akut atau kronis tergantung dari letak masa tumor tersebut.
Insiden tumor metastase ke otak 15-20% berasal dari : kolon, Ovarium, Endometrium, tumor cervik biasanya soliter
Tumor berasal dari paru, mamae, melanoma biasanya multipel dan mempengaruhi sistem saraf dari jauh (remote efect) yang disebut sindroma paraneoplastik
Gejala dan tanda klinis
Tergantung letak dan besarnya tumor dalam rongga intrakranial
- Gejala peninggian TIK : salit lepala, muntah proyektil, papil udem
- Gejasla pergeseran otak (brain shift): penurunan kesadaran, pupil melebar padasisi yang tergeser
- gejala defisit neurologis akibat penekanan : kejang0kejang, diplopia, hemiparese, ggn koordinasi, dan keseimbangan dll
Physical exam
- Neurological examination
- CT scans of head and spine
- MRI
- Angiography
- PET
- SPECT
- Ro thorak
- Pemeriksaan tambahan: bronskoskopi, USG abdomen, bila curiga metastase
- Neurological examination
- Eye movements
- Vision
- Hearing
- Reflexes
- Balance and coordination
- Sense of smell and touch
- Abstract thinking
- Memory
- Diagnostic Tools: Laboratory tests
- Audiometry
- Electroencephalogram (EEG)
- Endocrine evaluation
- Evoked potentials
- Lumbar puncture
- Myelogram
- Perimetry
- Pathology
- Needle biopsy
- Stereotactic biopsy
- Diagnostic Tools
- Needle biopsy
- Needle inserted through a burr hole and tissue extracted for tissue diagnosis.
Stereotactic biopsy
Computer used to guided needle biopsy to extract tissue.
Diagnostic Tools:
- Radiology
- Computerized tomography (CT) scan
- Magnetic resonance imaging (MRI)
- Positron emission tomography (PET)
- Single photon emission computed tomography (SPECT)
- Magnetoencephalography (MEG)
- Angiography
1. Simtomatik
Menurunkan TIK : Deksametason dosis awal 16 mg IV dengan dosis 4 mg tiap 6 jam selama beberapa hari kemudian diturnkan bertahap beberapa hari
Terapi bila ada kejang
2. Tumor metastase:
Deksametason segera diberikan dosis tinggi seperti deksametason 16 mg tiap 6 jam selama beberapa hari kemudian di tapering sampai terapi definitf dilakukan
Operasi tergantung letak tumor, dilakukan reseksi parsial atau total
Radiaoterapi : diberikan paska operasi parsial atau total untuk tumor radiosensitif, tumor serebral yang letaknya dalam, tumor batang otak
Kemoterapi. Efek samping : supresi sumsum tulang, fibrosis paru prograsif
Treatment
- Watchful waiting
- Surgery
- Radiation
- Chemotherapy
- Hormonal therapy
- Immunotherapy
- Hematologic Transplan and Endocrine procedures
- Code 01: Chemotherapy, NOS
- Code 02: Single-agent chemotherapy
- Code 03: Multi-agent chemotherapy
Treatment (2)
- Inoperable or inaccessible tumors may be treated with primary radiation and other systemic therapy:
- Chemotherapy, immunotherapy, and hormone therapy.
- Shunt insertion to reduce intracranial swelling is not coded as surgical treatment.
- Tumors typically treated with stereotactic radiosurgery include:
- Meduloblastomas are the most common CNS histology in children.
- 50% are infratentorial.
- Common infratentorial tumors:
- Cerebellar astrocytomas
- Meduloblastomas
- Ependymomas
- Brain stem gliomas
- Atypical teratoid tumors
MENINGITIS
DEFINISI:
Infeksi akut, subakut leptomeningeal (arakhnoid, dan piamater) disertai perubahan sel dan kimia cairan likour serebrospinal.
Sumber infeksi:
hematogen
parameningeal
paska cedera kepala
ENSEFALITIS
DEFINISI;
RADANG OTAK YANG DISEBABKAN OLEH BERMACAM KEADAAN
CNS Infections
Meningitis
Bacterial, viral, fungal, chemical, carcinomatous
Encephalitis
Bacterial, viral
Meningoencephalitis
- Abscess
- Parenchymal, subdural, epidural
Signs and symptoms
- Fever
- Headache
- Altered mental status -lethargy to coma
- Neck stiffness – meningismus – flex/ext
- Increased intracranial pressure – papilledema, nausea/vomiting, abducens palsies, bulging fontanelle in infants
- Mental Status
- Cranial nerve and fundiscopic exam
- Meningeal Signs
- General exam – rashes, lymphadenpathy
- Labs – Darah tepi, gula darah, elektrolit, fungsi hati, fungsi ginjal, kultur darah,
- Tes Mantox jika diperlukan
- Lumbal pungsi : rutin lengkap, sitologi, imunologis, kultur
- Radiology – CT head - uncontrasted if no focal signs, contrast if mass suspected
- Ro thorak
- LP
- Left lateral decubitus position
- L3-L4 interspace or L4-L5 interspace
TATALAKSANA UMUM;
Prehospital care)
- ABC (AIRWAY, BREATHING, CIRCULATION)
- Cegah hipotensi, shok infus cairan kristaloid, isotonik.
- Obati kejang bila ada
Pada pasien kesadaran menurun
- Pasang infus, NGT, O2, cegah aspirasi
- Posisi tidur: pada TIK tinggi elevasi kepala 30 derajat, mika miki setiap 2 jam, cegah infeksi UTI, dekubitus
- Lihat tanda-tanda TIK meningkat, Hidrosefalus
- Obati demam, nyeri, kontrol batuk, slem di saluran nafas, cegah kejang
- Elevasi kepala
- Hiperventilasi goal Pa CO2 25-30mmHg, bila Pa CO2 <>
- Monitor TIK, dengan melihat gejala klinis dan alat monitor
Treatment of Bacterial Meningitis
- Prinsip pemberian Antibiotik:
- Pengobatan sesegera mungkin
- Antibiotik sesuai dengan sensitivitas bakteri
- Antibiotik harus dapat melewati Blog brain barier dan konsentrasi terapeutik di LCS
- Steroids – Dexamethasone IV q6 for 2 days
- Empirik terapi sambil menunggu hasil kultur pada pasien imunokomptent anak dan dewasa: Ceftriason, atau Cefotaxime
- Untuk bakteri : N meningitidis, H influenza, S pneumoniae, E, coli
- Pada daerah yang sudah resisten dengan pencilin alternative Vancomycin
ANTIBIOTIK REKOMENDASI PADA BAKTERI MENINGITIS
- 2 Pseudomonas meningitis : Ceftazidime dan aminoglikoside (tobramycin, gentamicin, amikacin)
- Listeria monocytogenes meningitis : ampicilin dengan atau tanpa gentamicin
- Staphilococus aureus atau epidermidis tergantung strain bakteri Jika bakteri tidak memproduksi penicilinase dapat diberikan Pencilin drug of choise.
- Bakteri yang memproduksi penicilinase dapat dipakai Antibitik nafcilin atau oxacilin
- Stafilokokus meticilin resisten dapat diberikan vancomicin dengan atau tanpa gentamicin atau rifampicin
TB meningitis
1. Anti-TB agents
2. Prognosis: variation
Fungal meningitis: antifungal agents
KOMPLIKASI
1. SEGERA TERJADI
Septik shok, DIC, koma dengan hilangnya reflek proteksi airway, kejang, udem otak, septik artritis, perikardial efusi
2. Subdural efusi: dilaporkan 39% pada anak usia 1-18 bulan dengan meningitis bakteri
3. Delayed
Penurunan pendengaran, tuli, disfungsi saraf kranial, kejang berulang, subdural efusi, hidrosefalus, defisit intelektual, ataksia, buta, gangren perifer.
PROGNOSIS
Tergantung kepada:
- Usia pasien, kondisi pasien berat ringan penyakit,
- Pasien dengan ggn neurologi yang berat 50-90 % angka kematian dan angka kesakitan
- Meningtis Pneumokokus angka kematian 21 % dan angka kesakitan 15 %
Tidak ada komentar:
Posting Komentar